Masih Ada Waktu
" Ebiet G Ade "
Bila masih mungkin kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati yang tulus
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi
Kita pasti ingat tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang tertimbun tanah
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mari heningkan cipta
Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya hanya atas kehendak-Nya kita masih bertemu matahari
Kepada rumpun di lalang kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatan-Nya
Sampai kapankah gerangan waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah segera bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu
Ada apa dengan lagu Ebiet di atas
? Satu kata : KEREN .
Ya , itu sudah cukup mewakili
semua argument di dalam otakku saat mendengarnya . Awalnya merupakan
ketidaksengajaan untuk download lagu itu sebagai titipan
dari ibu yang minta didownloadkan lagu Ebiet , apapun . Setelah berpindah ke PC
pribadi , iseng deh aku buka tuh lagu , klik kanan , play . Dann…Cuma diem
menghayati lirik demi lirik yang dilantunkan oleh suara halus milik beliau yang
ber-rambut irit dan selalu memakai kacamata di setiap penampilannya itu .
Sepertinya kata-kata yang dipakai
tidak terlalu tinggi bahasanya , khususnya bagi orang awam sastra macam aku ini
. Pemilihan kata yang simple , tapi mengena dalam hati . Di tambah lagi melodi
yang lembut , tenang , menentramkan , dan menyadarkan bagi setiap indra
auditori yang menangkapnya (halahh) .
Apa sih isinya ?
Oke , pertanyaan konyol .
Jelas-jelas menggambarkan bagaimana Kuasa Allah dan ketidakberdayaan manusia
dihadapan Allah , apalagi masalah maut . Semua mahkluk di jagad raya ini tidak
ada yang tahu pasti kapan dan bagaimana maut akan menjemputnya .
Hanya Allah yang memegang kendali .Dalam lagu di atas , catatannya ada di
tangan Allah . Seperti firman Allah SWT berikut ini :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”
(QS. Ali Imran : 185).
(QS. Ali Imran : 185).
“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal,” (QS. Luqman : 34).
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan,” (QS. Al-Anbiya : 35).
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia
itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat. Dan kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur,” (QS. Ali Imran : 145)
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan
ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk
berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya),”
(QS. Al An-am : 2).
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, ‘Ini adalah dari sisi Allah,’
dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan, ‘Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).’ Katakanlah, ‘semuanya (datang)
dari sisi Allah’. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (QS. An-Nisa’ :
78).
“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji
buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah
Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al-An’am : 95).
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan
dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat,” (QS. Al-Mukminun : 12-16).
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu
pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran,”
(QS. Al-A’raf : 57).
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat
bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya
tentu dapat menghidupkan yang mati, sesungguhnya dia mahakuasa atas
segala sesuatu,” (QS. Fushshilat : 39).
“Katakanlah, ‘Allahlah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan
kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada
keraguan padanya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS.
Al-Jatsiyah : 26).
“Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang
mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang
di dalam kubur dapat mendengar,” (QS. Fathir :22).
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,” (QS.
Az-Zumar : 42).
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing),” (QS. Az-Zumar : 68).
“(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan
pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan
kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut.” (QS. An-Nazi’at :
6-8).
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan
Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat keras,” (QS. Al-Haj : 1-2).
Lalu , sudah siapkah kita
menyambut sang maut tadi ? Jujur , Kalo ditanya gitu , aku bakalan jawab belum siap dan mungkin gak akan siap . Siapa
sih yang berani menantang maut? Hanya orang-orang yang tidak pernah bersyukur akan
indahnya karunia Allah yang diberi nama KEHIDUPAN .
Pengumpulan bekal untuk
berkunjung ke hadapan Allah ta’ala sampai kapanpun dan seberapapun juga aku
rasa nggak akan pernah cukup apalagi
lebih , jika dibandingkan dengan seberapa besar anugrah Allah untuk kita , atas
Kuasa-Nya pula kita masih diijinkan melihat indahnya dunia , melihat senyum
harapan orang tua kita , merasakan kebersamaan dan kehangatan berada di
tengah-tengah keluarga kita , bercanda dan berbagi rasa juga asa bersama teman-teman
kita , dan dengan lantang menantang masa depan kita dengan berjuta rajutan
cita-cita , sungguh hal yang LUAR BIASA . Masihkah kita mengeluh dengan hal-hal
luar biasa itu ? Masih kurang kah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita ?
Memang , jika menuruti keinginan , kepuasan manusia itu tak ada batasnya .
Begitu pula denganku dan mungkin kita pernah merasa tidak puas .Ketidakpuasan
kita itu seolah-olah merendahkan anugerah Allah yang tak tertandingi tadi .
Apa ? merendahkan ?! :o .Nggak !
Nggak boleh ! Itu hal yang sangat kejam dan tidak tahu terimakasih . Tapi apa
daya manusia ? Selain mengumpulkan sedikit demi sedikit pundi-pundi bekal
tersebut dengan amal yang baik , ibadah , dan segala perbuatan yang
diperintahkan Allah juga menjauhi larangan-Nya , kita juga harus selalu
bersyukur dengan apa yang kita dapat , apa yang kita peroleh . Maka bersujudlah
untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt mumpung masih diberi waktu . Percayalah
, jika kita menyiakan waktu yang terbatas itu , maka penyesalan yang tak
tertandingi lah yang akan kita dapati di
akhirat nanti .
Sampai kapan kita harus
mengumpulkan bekal itu ? Tak ada yang tahu pasti , tak ada yang bisa menghitung
sampai kapankah waktu yang tersisa untuk kita . Semuanya menggeleng , terdiam ,
hanya jawaban tak mengerti . Lagi-lagi , yang terbaik saat ini hanyalah segera
bersujud mumpung kita masih diberi waktu .