Manusia pasti pernah merasa tidak
rela , merasa paling tidak beruntung , merasa bahwa hidup ini tidak adil ,
merasa tidak bisa mengikhlaskan segala sesuatu yang diambil oleh langit secara
tiba-tiba , merasa KEHILANGAN . Ya , kehilangan yang teramat sangat menyakitkan
sehingga membuat kita merasa bahwa langit tidak berpihak kepada kita . Langit
sangat senang mengambil satu per satu kebahagiaan kita . Menguji kita .
Menelantarkan dan meninggalkan kita . Semua hal itu yang akan menjadi penyebab
munculnya pertanyaan di otak kita , apakah
hidup ini adil ?
Hidup ini akan berjalan sesuai
dengan apa yang kita putuskan . Hidup adalah keputusan . Dan semua itu kita
sendiri yang putuskan . Keputusan setiap manusia berbeda-beda dan hal itu
membuat suatu hubungan sebab-akibat bagi siklus kehidupan . Segala suatunya
telah diatur oleh langit . Sudah di takdirkan . Tapi , siapa yang tahu kalau
semua itu seperti suatu jaringan yang
saling terhubung antara manusia yang satu dengan yang lain . Yang menimbulkan
suatu hubungan sebab – akibat .
Keterhubungan ini pun sudah ditakdirkan oleh langit .
Tidak banyak yang tahu apa
sebab-akibat dari setiap keputusan hidup yang akan diambilnya . Apa sebab
akibat dari kehidupannya mungkin dia pikir selama ini biasa-biasa saja , tidak
berguna,atau menyakitkan malah . Sejatinya
, dengan mengerti bahwa setiap potongan hidup itu penting maka seseorang
tidak akan banyak bertanya tentang adil tidaknya hidup ini .
Kisah ini saya ambil dari sebuah
novel karya Tere-Liye yang bertajuk Rembulan Tenggelam Di Wajahmu . Di dalamnya
terdapat banyak sekali pesan-pesan dan pelajaran hidup . Semuanya menarik .Tapi
di antara semuanya , yang paling menarik bagi saya adalah penggalan kisah kisah
teladan yang disampaikan Tere-Liye untuk menyampikan pesan tersebut . Dan salah
satunya adalah kisah Arab Tua Tidak Berguna .
Begini kisahnya . Dulu ada seorang
Arab tua , renta , sakit-sakitan . Selama delapan puluh tahun Arab tua itu
tinggal di Oase gurun . Kehidupan oase yang biasa-biasa saja. Bahkan baginya
sama sekali tak berguna . Tidak berarti .
Berkali-kali dia bertanya kepada
dirinya sendiri , buat apa hidupnya terlalu panjang kalau hanya untuk terjebak
di oase itu . Saat oase mulai mengering , saat orang-orang mulai pindah , menyedihkan dia
justru memaksakan diri bertahan . Mengutuk tubuh tuanya yang tidak bisa lagi
diajak pergi . Benar-benar ke sia-sia an hidup .
Delapan puluh tahun percuma…Dia
menjalani masa kanak-kanak sama seperti teman-temannya . Menjadi remaja yang
tak bosan bicara cinta sama seperti remaja lainnya . Bekerja menjadi pandai
besi. Menikah. Punya anak. Dan seterusnya.Sama seperti penduduk oase lainnya.Istrinya
meninggal saat tubuhnya beranjak tua ,
beberapa tahun kemudian anak-anaknya pergi ke kota-kota lain . Dan dia
tertinggal. Sendirian ,hanya sibuk berteman dengan pertanyaan apa arti seluruh
kehidupan yang dimilikinya .
Suatu hari serombongan caravan melintas di puing-puing oase yang mongering. Mereka
tiba persis saat Arab tua itu mati di rumah kecil dan buruknya. Lihatlah ,
hingga maut menjemput Arab tua itu tidak tahu apa sebab akibat hidupnya.
Karavan itu tidak peduli,meneruskan perjalanan setelah mengisi penuh-penuh
tempat air.Hanya satu yang peduli. Orang itu berbaik hati menguburkan Arab tua
tersebut.
Tahukah kau ? Orang berbaik hati
itu terselamatkan oleh pembantaian suku Badui , caravan bandit yang menguasai
gurun . Karavan yang pergi lebih dulu itu ternyata binasa , tak bersisa . Orang yang berbaik hati menguburkan
Arab tua itu baru berjalan esok harinya,menemukan bangkai dan sisa-sisa
pertempuran temannya saat meneruskan perjalanan .
Dan tahukah kau?lima generasi
berikutnya dari orang yang berbaik hati itu ternyata lahir seorang manusia
pilihan.Manusia pilihan yang orang-orang kelak menyebutnya al-amin….
Bukankah kita tidak tahu apa yang
akan terjadi kalau Arab tua itu tidak meninggal hari itu, bukan?Orang baik itu
juga ikut terbantai , bukan?Apakah yang akan terjadi dengan generasi kelima
keturunan orang baik hati itu jika Arab tua itu tidak tinggal menyesali diri di
Oase. Bagaimana dengan nasib pembawa risalah itu. Itulah sebab-akibat kehidupannya.Yang sayangnya dia
tidakmengetahuinya hingga ajal menjemputnya.
Apakah cerita ini benar terjadi ?
Tentu saja tidak.Tetapi mungkin saja bukan?Tidak ada yang tahu . Dari
andai-andai itu setidaknya kau bisa membayangkan betapa hebatnya penjelasan sebab-akibat seharusnya bisa
menuntun seseorang untuk selalu berbuat baik.
Nah , itulah sebabnya mengapa
tidak semua orang mengerti apa sebab akibat hidupnya . Dengan tidak tahu ,maka
mereka yang menyadari tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan berbuat
baik.Setiap keputusan yang akan mereka ambil , setiap kenyataan yang harus
mereka hadapi,kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan,itu
semua akan mereka sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang indah ,
yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang lain.Dia akan selalu berharap
perbuatannya akan berakibat baik kepada orang lain.
0 your comment:
Posting Komentar